Kisah Cinta Setangkai Bunga Anggrek

 KEMBALIKAN SENYUMANKU

Kisah Cinta Setangkai Bunga Anggrek itu adalah berawal dari seorang laki-laki dia bertemu dengan seorang gadis. Dahulu di kota yang dingin seorang pemuda tampan rupawan yang tekun dan rajin belajar, dia termasuk salah seorang yang dikenal sebagai orang yang pintar dan sabar. Suatu hari dalam perjalanan hidupnya, pemuda itu tinggal di sebuah perkampungan bersama saudara seperjuangannya. Demi melepaskan penat dan lelah setelah berhari-hari belajar maka berjalan dan singgahlah dia di tempat temannya. Di persinggahan itu  si pemuda berkumpul dan bercanda. Di tengah keasikannya bercanda itulah dia melihat seorang gadis yang cantik jelita dia pun terpesona.
Sepasang mata saling memandang, seakan saling menyapa, saling bicara.  Maka jalinan cinta pun tersambung erat dan membuhul kuat. Begitulah sejak melihatnya pertama kali, dia pun jatuh hati dan tergila-gila. Sebagai anak muda, tentu dia berharap cintanya itu tak bertepuk sebelah tangan, namun begitulah ternyata gayung bersambut. Cintanya tidak berada di alam khayal, tapi mejelma menjadi kenyataan. Benih-benih cinta itu bagai anak panah melesat dari busurnya, pada pertemuan yang tersamar.
Ketika cinta bersemi dalam hati terungkap dalam kata terurai dalam perbuatan. Begitupun dengan si pemuda, dia berpikir cintanya harus terselamatkan! Agar tidak jadi liar, agar selalu ada dalam bahagiaan. Ada dalam bingkai pernikahan. Akhirnya dia pun memutuskan untuk meminang gadis pujaannya itu. Akan tetapi keinginan tidak seiring sejalan dengan takdir Allah. Ternyata gadis tersebut telah dipertunangkan dengan orang lain. Mendengar keterangan keluarga si gadis itu, pupus sudah harapan si pemuda untuk memilikinya. Tidak ada jalan lain. Tidak ada jalan belakang, samping kiri, atau samping kanan.
Cinta si gadis cantik dengan pemuda tampan masih menggelora. Mereka seakan menahan beban cinta yang sangat berat. Si gadis berpikir barangkali masih ada celah untuk bisa ’diikhtiarkan’ maka rencana pun disusun dengan segala kemungkinan terpahit. Maka si gadis menyampaikan sepucuk surat kepada pemuda tambatan hatinya:

“Aku tahu betapa engkau sangat mencintaiku dan kau pun tahu sayang, betapa besar penderitaanku selama ini. ketahuilah cintaku tetap untukmu. Seandainya engkau berkenan, aku akan memberikan seluruh jiwa ini untuk mu sayang, sebelum semuanya terlajadi”

Setelah membaca isi surat itu dengan seksama, si pemuda itu pun membalas surat wanita pujaan hatinya itu.

“ maaf sayang tawaran mu itu tidak kupilih! memang pikiran itu sempat terlintas di benak pikiranku. sungguh  aku mencintai mu dengan tulus, aku tidak berharapkan nafsu menodai cinta ku kepadamu, aku hanya punya satu hati dan aku hidup dangan hati ini. semoga hati ini tetap terjaga dalam kesucian dan ketulusan. hati ini bahagia tatkala melihatmu bahagia”

Tawaran untuk bertemu? Antara dua orang kekasih? Sungguh sebuah tawaran yang memancarkan harapan, menerbitkan keberanian. Namun bila cinta dirampas oleh gelora nafsu rendah, keindahannya akan lenyap seketika.
Gadis itu hanya bisa menangis spanjang malam dan berharap kekasih hatinya datang, setiap senyuman yang mengiasi bibirnya sekarangpun telah sirna. di dalam hati dia selalu berdoa dan berharap, di mana kamu sekarang kekasihku? Belahan jiwaku? Rinduku? Cintaku? aku memang bersalah mengambil keputusan ini. Maafkan aku kalau saya bersalah, aku pun tak tahu harus bagaimana dan harus berbuat apa, karena hingga saat ini, aku tidak tahu kemana kaki ini harus melangkah dan aku tak menemukan lagi cahayamu.
Begitu juga nasib sang pemuda bila malam telah tiba, dia merasakan sunyi sepi.  Dunia terasa hampa, dia tidak tau kemana tempat mengadu, dan mencurahkan rasa rindu, Malam pun semakin bisu, di  hari-hari kelabu. dia hanya bisa memandangi keindahan bulan dan bintang dan mengingat keindahan sang kekasih. bila malam itu mendung dia hanya bisa memejamkan mata sambil tangan mendekap di dada dan menghayal mencium kening kekasih hatinya.
 
by:dimaszen